Minggu, Agustus 23

1 Ramadhan 1430 Hijriah

Marhaban ya Ramadhan, bulan yang penuh berkah yang selalu aku nantikan. Syukur Alhamdulillah aku panjatkan kepada Dzat yang Maha Pemberi dan Maha Pengampun, karena aku masih diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan 1430 Hijriah ini. Sungguh awal yang menggembirakan yang selalu aku rindukan setiap tahun.

Banyak hal yang terjadi sebelum bulan Ramadhan tiba. Tentu saja ada yang mengembirakan ada juga yang mencemaskan. Contoh kebutuhan pokok seperti gula kini jarang ditemui. Kalau ada pun setiap pembeli hanya boleh membeli tidak lebih dari 2kg saja. Sedangkan kebutuhan pokok yang lain siap untuk naik harga. Seperti minyak goreng, cabe, dan tentu saja beras pun akan naik harga. Ini memang strategi pasar, para pedagang biasanya menyimpan kebutuhan pokok untuk dijual sebelum hari raya tiba saat harga kebutuhan pokok melambung tinggi.

Tidak hanya itu nilai Rupiah pun akan naik, aku sebagai TKI mengeluh. Sebelum bulan Ramadhan, aku biasanya kirim duit ke indonesia, setiap satu juta Rupiah, aku biasanya membayar 350 Ringgit Malaysia. Tapi saat bulan Ramadhan sekarang ini menjadi 365 Ringgit. Beda 15 Ringgit, itu cukup untuk traktir makan 2 orang di restoran. Mungkin akan terus naik sampai hari raya tiba.

Di lain sisi, aku begitu gembira. Dimana suasana bulan suci Ramadhan yang aku nantikan tiba. Saat malam pertama, begitu banyak masjid atau musolah yang banyak dipenuhi muslim dan muslimah yang akan mengerjakan shalat fardu dan shalat tarawih berjamaah. Terlebih lagi suasana seperti ini jarang aku temui. Ketika sepertiga malam datang pun, seakan-akan ada hawa damai yang menyelimutiku ketika aku bersolawat, terdengar juga lantunan kitab suci Al-Quran dibacakan menggema didalam sepinya malam yang hampir habis. Sungguh meluluhkan hati aku yang merindukan bulan Ramadhan ini.

Radio lokal terus mengudara dengan sajian khas cocok untuk menemani kita saat sahur, yang paling aku suka ialah karoke tarling dermayon. Kita juga bisa duet dengan pendengar lain yang sedang menantikan teman duet lagu tarling. Meskipun kebanyakan peminat tarling adalah golongan usia 30an keatas, aku tidak minder ikut meramaikan radio lokal yang full tarling. Memang menyenangkan sekaligus menambah saudara sesama peminat tarling.

Kebetulan aku kerja shif malam, jadi siang aku gunakan untuk istirahat. Terlebih lagi malam ramadhan memang berbeda dengan malam dibulan lain. Sepertinya aktivitas telah berubah dari siang menjadi malam. Dan malam yang biasanya digunakan untuk istirahat, kini aku gunakan untuk bekerja. Tidak heran jika malam, aktivitas ramai setelah shalat tarawih. Lebih ramai dari malam-malam biasa. Umumnya pemuda juga lebih suka kumpul setelah tarawih dari pada siang hari. Kalau tak kerja mereka lebih suka tidur.

Ini untuk mengklarifikasi malam ramadhan dengan malam sebelumnya. Kita lihat nanti hari kedua Ramadhan ini. Dan akan aku ceritakan sampai malam syawal tiba.

Kritik, saran atau komentar silahkan kirim ke email aku.

Ramadhan Al Mubbarak.

Senin, Agustus 17

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA

MERDEKA... MERDEKA... MERDEKA...

Republik Indondsia hari ini merayakan kemerdekaan yang ke 64, setengah abad lebih Indonesia membangun dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta.

Sesuatu yang panjang namun begitu berarti, lebih dari 350 tahun sejak pertama kali bangsa eropa menjajah negeri kepulauan yang sekarang bersatu menjadi Republik Indonesia. Setelah merdeka, begitu banyak perselisihan diantara pemimpin untuk menguasai Republik Indonesia, G 30 S PKI merupakan peristiwa yang begitu bersejarah. Pelajar kita wajib tahu bahwa komunisme dilarang di Indonesia.

Serentak hari ini seluruh Rakyat Republik Indonesia merayakan kemerdekaan negaranya. Mulai dengan budaya tradisional dengan mengadakan pertunjukan tiap-tiap budaya di balai desa, sampai pertunjukan organ dangdut atau ada juga festival Band. Tidak tua tidak pula muda, mereka semua Rakyat Indonesia pasti merasakan kehangatan kemerdekaan meskipun hanya dirumah. Terdengar lagu-lagu kemerdekaan, sorak-sorak pelajar saat mereka merayakannya sehabis upacara kemerdekaan. Dan masih banyak aktifitas lain yang menarik hari ini.

Aku, dari negeri seberang pun begitu hangat dengan semangat kemerdekaan Republik Indonesia tercinta. Sudah 2x kemerdekaan Republik Indonesia tanpa teman-teman, tanpa keluarga dan tanpa aktifitas seperti di junti sana. Sungguh teringat saat orkes dangdut dan festival Band di lapangan Wirabujana sana. Hari ini aku membayangkan pasti ramai disana.

Entah aku bisa pergi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur sana. Yang pasti tentu ramai rakyat Indonesia yang juga merayakannya. Tetap dengan silahturahim sesama Rakyat Indonesia meskiput baru saja berkenal. Mungkin di negara lain pun sama, hampir seluruh dunia merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia, karena banyak Rakyat Indonesia yang berkerja ke Luar Negeri ataupun belajar ke luar negeri.

Pesan saya, janganlah sia-siakan kemerdekaan yang didapat dengan korban berjuta-juta nyawa dan harta yang tidak sedikit. Berjuangjah demi Indonesia dan tingkatkan prestasi Indonesia.

Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-64

Majulah Indonesiaku.

STATISTIK